This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website. Learn more

Wisata Ndhelik: Situs Mantup di Bantul, Yogyakarta

x

Wisata Ndhelik: Situs Mantup di Bantul, Yogyakarta

Wisata Sejarah yang satu ini memang belum sepopuler wisata sejarah lainnya yang ada di Yogyakarta. Adalah Situs Mantup. Jika kamu membayangkan situs ini luas dan besar, maka kesampingkan dulu pikiran itu ya.. Walaupun kecil dan belum populer, ada banyak hal yang bisa kamu pelajari dari Situs Mantup ini lho...

Jangan lupa kunjungi juga,
Website :
Facebook :
Twitter :
Instagram :
x

Marching Bleck Jodog Bantul - Yogyakarta

Salah satu penampilan dari Kabupaten Bantul pada acara Pawai untuk memeriahkan HUT RI ke 68. yang menarik divideo ini adalah penampilan dari Mayoret/Field Commander grup tersebut. Coba perhatikan...!!!
x

JEJAK : Lokasi Upacara Pernikahan Kuno : Situs Mantup - Yogyakarta

Situs Mantup merupakan salah satu situs yang berada di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Situs ini dulunya diperkirakan untuk lokasi Upacara Pernikahan Kuno pada Zaman Mataram Kuno (Abad 8-9 M).



Like & Subscribe jika kalian suka



____________________________________________________________________



____________________________________________________________________
Backsound Closing Videos by:
Musik Indonesia


____________________________________________________________________
x

TEMPAT MELANGSUNGKAN PERNIKAHAN PADA ZAMAN MATARAM KUNO |SITUS MANTUP YOGYAKARTA

TEMPAT MELANGSUNGKAN PERNIKAHAN PADA ZAMAN MATARAM KUNO |SITUS MANTUP YOGYAKARTA

Candi Mantup terletak 0,5 km arah utara Jalan Yogyakarta-Wonosari, lebih tepatnya berada di Sampangan, Dusun Mantup, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Posisi candi didalam perkampungan warga. Kondisi situs terawat dengan baik aksesnya sudah cukup bagus.
Candi Mantup ditemukan pada bulan Juli 1991 ketika penduduk mengadakan kegiatan penurunan permukaan tanah sawah untuk memudahkan pengairan. yang berada pada kedalaman ± 1,4 m dari permukaan tanah yang sekarang. Stratigrafi tanah yang menunjukkan adanya lapisan vul¬kanik membuktikan bahwa situs ini pernah terkena lahar akibat aktivitas Merapi
Candi Mantup terdiri atas tiga buah bangunan berukuran kecil yang berjajar dari utara ke selatan dengan arah hadap ke barat. Candi pertama, terletak di utara, terbuat dari bata, berukuran 2,5 x 2,5 m. Candi kedua, di tengah terbuat dari batu putih, berukuran 2,16 x 2,16 m sedangkan candi ketiga terletak di selatan, juga terbuat dari batu putih, berukuran 2,28 x 2,28 m. Bangunan candi berada pada kedalaman ± 1,4 m dari permukaan tanah sekarang.
Pada candi kedua ditemukan arca Kalyanasundaramurti yang berukuran 70 x 35 x 20 cm, terbuat dari batu andesit. Arca ini menggambarkan laki-laki dan perempuan dalam posisi berdampingan dan bergandengan tangan yang diduga merupakan penggambaran perkawinan Siwa dan Parwati.
Fungsi Candi Mantup adalah sebagai tempat untuk melangsungkan upacara perkawinan. Dilangsungkannya perkawinan dalam suatu bangunan suci dimaksudkan untuk memperoleh berkah dari dewa yang diarcakan dalam bangunan suci tersebut (Arca Kalyanasundaramurti).
Bentuk tubuh dan atap Candi Mantup tidak dapat diketahui lagi. Hal ini kemungkinan disebabkan keruntuhan yang dialami bangunan suci situs ini. Berdasarkan sisa bagian kaki candi dan batu-batu lainnya yang polos, Candi Mantup merupakan candi yang tidak memiliki ornamen atau seni hias.
Adanya arca Kalyanasundaramurti dan sumuran pada candi dapat diketahui bahwa sifat keagamaan Candi Mantup adalah Hindu, khususnya untuk pemujaan Dewa Siwa.

#situs_mantub_yogyakarta #wisata_jogja #Pesona_Indonesia # candi
x

MISTERI ARCA PENGANTIN DI SITUS CANDI MANTUP YOGYAKARTA | SITUS TERSEMBUNYI DI YOGYAKARTA | JDM#56

Tiga bangunan candi berukuran kecil muncul diarea pesawahan di desa Mantup Banguntapan Yogyakarta.

Jalan-Jalan ke Situs Watu Gilang di Baturetno Banguntapan Bantul Yogyakarta

Pada Hari Selasa Tanggal 16 Maret 2021 saya bersama adik dan ayah Jalan-Jalan ke Situs Watu Gilang di Baturetno Banguntapan Bantul Yogyakarta

PEMANDIAN KUNO ABAD KE -9 | SITUS PAYAK YOGYAKARTA

PEMANDIAN KUNO ABAD KE -9 | SITUS PAYAK YOGYAKARTA

Situs Payak terletak di Dusun Bintaran Wetan, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berada pada koordinat 49 M, UTM x: 0440227 dan y : 9134075, dengan ketinggian 72,78 meter di atas permukaan air laut.
Situs Payak ditemukan sekitar tahun 1970 oleh para pembuat bata. Lokasi penemuan situs ini memang sejak dahulu merupakan tempat pembuatan bata. Penanganan terhadap Situs Payak dilakukan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta/ SPSP DIY (sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan melaksanakan kegiatan ekskavasi penyelamatan dalam beberapa tahap
Berdasarkan hasil kegiatan ekskavasi tersebut diketahui bahwa Situs Payak merupakan bekas petirtaan kuno. Di Situs Payak terdapat sebuah bangunan yang terbuat dari batu putih (tuff) berbentuk menyerupai huruf “U”. Kedudukannya berada 6 meter di bawah permukaan tanah. Diperkirakan dahulu berfungsi sebagai tempat permandian.
Di bawah bangunan yang berbentuk huruf “U”, terdapat kolam berukuran 3,12 m x 1,24 m. Bangunan kedua berupa dasar lantai halaman kolam dengan ukuran 3,12 meter x 1,86 meter. Kedalaman kolam 60 cm. Pada dinding sisi barat laut terdapat relung untuk menempatkan arca Dewa Siwa yang terbuat dari batu putih. Berdasarkan langgam arca tersebut, diperkirakan situs ini dibangun pada abad ke-9 Masehi.
dari kegiatan ekskavasi juga ditemukan beberapa artefak berupa fragmen gerabah, dan wadah peripih dengan lubang berjumlah 17 buah, yang melambangkan Wastu Purusa Mandala, yaitu diagram yang berfungsi sebagai rancangan metafisika dan tata letak bangunan. Peripihnya terdiri atas lempengan emas dan perak.

Banyaknya artefak yang ditemukan di Situs Payak menunjukkan bahwa situs ini dahulu merupakan ruang beraktivitas masyarakat pada zamannya. Terutama yang berkaitan erat dengan upacara-upacara keagamaan. Diperkirakan Situs Payak merupakan tempat pengambilan air suci pada upacara keagamaan Hindu.
Meskipun tempat ini jarang dikunjungi, tetapi situs Payak terawat dengan baik dan terjaga kebersihannya.

#Situs_Payak #mataram_kuno #wisata_sejarah #wisata_jogja #Pesona_Indonesia

Cagar Budaya Payak

Obyek wisata candi di Piyungan yang mempunyai keunikan tersendiri yaitu letaknya yang didalam cerukan. Record with EOS 500D

MISTERI GAMBAR KUDA TERBANG DI SITUS WATUGILANG BATURETNO

MISTERI GAMBAR KUDA TERBANG DI SITUS WATUGILANG BATURETNO

Kondisi situs terawat dengan baik walaupun tidak dipagar keliling kondisi situs terjaga dengan baik dan kondisi sekitar bersih. dan dikelilingi oleh talud karena disebelah selatan terdapat parit/selokan.
Secara adminstratif, situs ini terletak di Dusun Gilang, Kelurahan Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Situs Watu Gilang berupa potongan batu besar (monolith) yang terbuat dari jenis batuan tuffastone. Berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran alas 255 x 260 x 100 cm dan ukuran permukaan 240 x 230 cm. Dengan memiliki tinggi kurang lebih 100 cm Sedangkan pada bagian atasnya rata dan di tengahnya terdapat lubang berdiameter 18 cm dengan kedalaman 15 cm.
Yang menarik dari situs Watu Gilang adalah ukiran relief yang terdapat pada keempat sisi batu. Pada setiap sisinya tampak dipenuhi hiasan ukiran berupa sulur-suluran dan ornamen bunga serta sepasang binatang dalam panel yang berbentuk kotak persegi.
1. Dinding batu sisi utara terdapat ukiran binatang berupa ikan dan musang.
2. Dinding batu sisi timur terdapat ukiran sapi dan kambing.
3. Dinding batu sisi selatan terdapat ukiran burung dan kuda.
4. Dinding batu sisi barat terdapat relief ukiran berbentuk gajah dan kuda terbang, dengan sayapnya yang terkembang.
Untuk arti dari onrnamen yang terdapat dalam gambar gambar tersebut para ahli masih belum bisa menerangkan tentang maksud dari gambar gambar tersebut.
Konon katanya keberadaan watu gilang ini tidak jauh dari legenda yang meyakini seseorang yang identik dengan tokoh pewayangan Parikesit menggunakan batu tersebut untuk bersemedi. Versi lain juga mengatakan bahwa batu ini juga digunakan oleh Ki Gejawan untuk bersemedi.
Namun berdasarkan penelitian Sampai saat ini mengenenai fungsi /kegunaan dan masa/periode pembuatan ini masih simpang siur. Apakah watu gilang ini merupakan sebuah tempat semediatau sebuah bangunan tertentu belum ada kejelasannya. Meskipun demikian, batu yang menjadi misteri ini diberi perhatian khusus sebagai benda cagar budaya nusantara.

#misteri_kuda_sembrani #misteri_kuda_terbang #sejarah_watugilang #Pesona_Indonesia #Wisata_Jogja

Kreatif !! , Kirab Budaya Merti Dusun Pedukuhan Mantup - Sampangan, Desa Baturetno

Kemeriahan Merti Dusun Pedukuhan Mantup Sampangan 2019
Terselenggara sebagai wujud rasa syukur dan juga rasa persatuan antar warga masyarakat di pedukuhan Mantup Sampangan, sekaligus sebagai cara untuk melestarikan kebudayaan yang tumbuh di lingkungan masyarakat itu sendiri.

Backsound :
Ikson - Ocean (Official)
x

Proses Seleksi Pamong Desa Baturetno Jabatan Dukuh Mantup Tahun 2019

Proses ujian seleksi dilaksanakan di LPPMP Universitas Negeri Yogyakarta tanggal 1 April 2019

DITEMUKAN TUGU PENINGGALAN BELANDA DI GUNUNG WATUCELENG MANTUP LAMONGAN (TUGU TRIANGULASI P-717)

Saat Blusukan Di Gunung Watuceleng Di Desa Tunggunjagir, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur Indonesia. Saya Menemukan Suatu Peninggalan Bersejarah Peninggalan Masa Kolonial Belanda Berupa Tugu Triangulasi Type Triangulatie Primer Dengan Nomor Register P-717, Ditemukan Dalam Kondisi Masih Utuh, Namun Sayang, Identitas Yang Terpahat Pada Batu Marmernya Sebagai Bukti Identitas Tugu Peninggalan Belanda Tersebut Sudah Hilang Di Congkel Oleh Oknum Yang Kurang Bertanggungjawab.
Setelah Saya Identifikasi Melalui Peta Kolonial Belanda Tahun 1944 Pada Wilayah Kecamatan Mantup Lamongan, Penemuan Yang Spektakuler Ini Akhirnya Dapat Teridentifikasi Dengan Hasil Memuaskan, Yakni Tugu Triangulasi Berjenis Primer No Register P-717 Yang Berdiri Pada Ketinggian 157 Mdpl Di Atas Gunung Watuceleng Mantup Lamongan.
Sebuah Tugu Peninggalan Bersejarah Yang Di Buat Oleh Dinas Topografi Hindia Belanda (Topografische Dienst, Nederland Indie) Yang Menjadi Tonggak Lahirnya Peta Topografi, Perkembangan Ilmu Metrologi, Pendidikan Militer (Altileri) dan Sistem Navigasi di Indonesia.
Pada Zaman Kolonial Belanda Dahulu Sekitar Tahun 1860an Silam, Dalam Membuat Peta Wilayah, Mencari Titik Koordinat Wilayah, dan Mencari Titik Tertinggi, Pemerintah Kolonial Belanda Menggunakan Teknik Triangulasi Yang Dihitung Memakai Hukum Sinus.
Pemerintah Kolonial Pada Saat Itu Lewat Dinas Topografi Melakukan Expedisi Besar-Besaran Yang Bermula Dari Pulau Jawa Hingga Ke seluruh Pelosok Nusantara, Yang Bertujuan Untuk Pemetaan di Seluruh Wilayah Di Nusantara.
Salah Satu Produk Final Dari Mereka Yang Dapat Kita Nikmati Hingga Saat Ini Yakni Atlas Indonesia, Peta Topografi, Peta Wilayah, Peta Tematik, Dan Teknologi Sistem Navigasi. Biarlah Tugu Triangulasi Bersejarah Yang Menjadi Situs Cagar Budaya Ini Tetap Lestari di Republik Indonesia Tercinta Kita. Perlu Diketahui, Topografische Dienst Sekarang Menjadi Direktorat Topografi TNI AD (Nasionalisasi Era Presiden RI Pertama Ir. Soekarno).
===============================================================
--- Facebook :
--- Email For Bussiness : Yuliuskristianto9@gmail.Com
===============================================================

Candi Ijo dan Situs Reco Gupolo - Mysteries of the Ancient Java

WISATA AIR TERJUN GRENJENGAN SENO DESA PAYAK KEC. CLUWAK KAB. PATI

Objek Wisata Selo Langit Watu Payung Prambanan Yogyakarta

Dusun Gedangatas, Desa Sambirejo yang berada di puncak perbukitan Prambanan menyimpan lokasi yang menarik dikunjungi untuk menikmati pemandangan alam atau sekedar sebagai tempat selfie. Watu Payung, batu besar di atas bukit oleh masyarakat setempat dijadikan daya tarik wisata baru yang kian memperkaya pesona wisata Prambanan.

Destinasi wisata yang baru dibuka tepat pada hari kedua lebaran Idul Fitri 1438 H itu, setidaknya sudah didatangi oleh 1800 pengunjung. Lokasinya yang terbilang tinggi sangat cocok untuk melihat sunrise. Dari sana, kita juga dapat melihat gunung api purba Langgeran di Gunungkidul, Rowo Jombor di Klaten serta Gunung Lawu yang ada di Karanganyar.


x

Shares

x

Check Also

x

Menu